Cibiran Pemakaian Mobil Esemka Dinilai Bentuk Kekerdilan Berpikir


Cibiran Pemakaian Mobil Esemka Dinilai Bentuk Kekerdilan Berpikir



Jakarta - Pernyataan Gubernur Jateng, Bibit Waluyo yang mengatakan penggunaan Esemka sebagai mobil dinas sebagai kebijakan sembrono disayangkan banyak pihak. Seharusnya sebagai pimpinan, Gubernur lebih baik memberikan dukungan.
  "Penggunaan Esemka sebagai kendaraan dinas itu promosi yang bagus, yang jadi ironis, saya membaca malah gubernur Jawa Tengahnya sendiri yang menjelek-jelekkan Jokowi. Itu kan suatu bentuk kekerdilan berpikir," kata pengamat Sosiologi, Imam Prasodjo kepada detikcom, Kamis (5/1/2012).

Imam berpendapat bahwa yang dilakukan oleh Jokowi adalah suatu bentuk keteladanan. Bukan aksi cari muka seperti yang dituduhkan oleh Mantan Pangkostrad itu.

  "Dia susah membedakan keteladanan dan cari muka, saya sampai mangkel baca beritanya," tutur Imam.
Imam menekankan pentingnya memberikan dukungan moril kepada pihak pembuat Esemka. Apalagi, saat ini Indonesia memerlukan inspirasi untuk menekan tingginya impor produk luar negeri.
  "Semua impor saat ini seolah-olah menunjukkan kita tidak bisa melakukan apa-apa dan Esemka yang dibuat oleh anak-anak muda siswa SMK bisa jadi titik inspiratif untuk yang lain berkarya," jelasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, bagi Gubernur Jateng, Bibit Waluyo, langkah Walikota Solo menjadikan Esemka sebagai kendaraan dinas adalah tindakan sembrono. Menurutnya, keputusan pejabat tidak perlu didasari cari muka.

0 komentar:

Posting Komentar